Cerpen
Persembahan
Sebuah Lagu
Namaku
veyrinda Adinda Putih berumur 17 tahun duduk dibangku kelas tiga SMA
tentunya, berkulit kuning langsat dan berambut ikal. Cewek cuek dan
mempunyai prinsip itulah yang dikatakan Sherlyn sahabatku tentang
diriku :p
“you,did
it again… you, did hurt my heart… I don’t know how many times…
ohh youu…..”,
nada alarmku berbunyi nyaring tepat disamping yang tak jauh dari
tempatku. Segeraku menarik handphoneku yang berjasa membangunkanku.
Aku melihat seorang wanita cantik yang sedang menyiapkan sarapan pagi
didapur,
yah tak lain itu adalah mamaku. Aku bergegas menuju kamar mandi untuk
membasuh badanku seraya menarik handuk yang bergantung tepat
dihadapanku. “byurrr…byurrr…byurrr…”,
gemricik air yang menyapu tubuhku dari ujung rambut sampai ujung
jempol kaki.
“hmm… segernyaa…” ,Seruku
dalam hati. Aku memakai seragam putih abu-abu yang tergantung dalam
almariku bergegas menuju sekolahku yang tak jauh dari rumah.
Tepat
disekolah tak kutemui sepasang mata tajam misterius yang sering
membuat hatiku berdegup kencang disekolah. Dia adalah Revan
Adriansyah, kakak kelasku yang super keren dan pendiam sehingga wajar
kalau banyak yang mengagumi cowok berkulit putih itu. Mungkin
dewifortuna berpihak kepadaku karena aku lagi dekat dengan revan
meskipun aku tau perbedaan kita bagaikan langit dan bumi.
“Teett…Teetttt….”(bunyi
bel masuk bordering).
Pelajaran
yang menurutku membosankan sedang berlangsung, tak sengaja aku
melihat handphone Sherlyn teman sebangkuku bergetar diatas meja,
segeraku raih handphone itu dan kulihat pesan dari siapa itu? Tak
pernah kusangka pesan dari Revan cowok yang saat ini dekat denganku
ternyata juga dekat dengan Sherlyn sahabatku sendiri. Mataku
terbelalak saat membaca pesan itu yang membuatku penasaran, sementara
sherlyn berada diruang osis untuk mengurus acara Malam Kesenian yang
sebentar lagi akan diadakan disekolah.
“Aku
tunggu dipintu samping pulang sekolah.jangan telat ya!”
By. Revan
Aku
hanya terdiam dan bibirku seakan terasa berat untuk mengatakan
sepatah katapun. Sherly kembali dari ruang osis dan melihatku tampak
murung dengan wajah pucat seperti orang sakit.
“vey,
kamu kenapa kok murung gitu?kamu sakit?” kata Sherlyn.
“hmmm…enggak
kok cuma kurang enak badan aja sih,bentar lagi juga baikan.”ujarku
“beneran?
Gag ijin pulang aja ta daripada dipaksain ntar malah jadi sakit loh?”
sahut Sherlyn.
“enggak
deh,kurang satu jam lagi juga udah jam pulang. Oh iya, tadi Revan sms
kamu trus gag sengaja aku baca smsnya.”jawabku tanpa semangat.
Usai
pulang sekolah aku melangkahkan kakiku dipintu samping sekolah hanya
ingin memastikan memang benar sherlyn dengan Revan jalan berdua.
Sulit untukku menahan tetesan air mata yang membasahi pipiku dan
menghancurkan semua harapanku. Mereka bergandengan tangan dengan
mesra dan penuh canda tawa yang mereka torehkan dibenakku. Aku
berlari berharap melupakan semua kejadian yang telah kulihat dengan
mataku sendiri.
Aku
berlari menuju kamarku dengan perasaan kecewa,marah,kesal campur aduk
menjadi satu. “Brakkkk..!” pintu kamarku kututup.“Bodohnya aku
berharap sesuatu yang gag akan pernah mungkin terjadi, Revan berbeda
jauh denganku ! kenapa harus dengan sahabatku sendiri itulah hal yang
kusesalkan sampai detik ini?” kataku seraya dalam hati. Aku
menangis terisak hingga tak kuhiraukan telfon dari Revan yang membuat
handphoneku berbunyi.
***
Keesokan
harinya disekolah. Aku duduk dipojok kantin waktu istirahat, cowok
bertubuh atletis berjalan mendekatiku dan membuyarkan lamunanku.
“vey,boleh
duduk disini gag?” pinta Revan.
“silahkan.”jawabku
tanpa kuhiraukan kehadirannya yang masih membuatku shock karena
kejadian kemarin.
“Dua
hari lagi acara Malam Kesenian disekolah, mau enggak datang sama
aku?” Tanya Revan.
“hmm…sepertinya
aku gag ikut van. Bukannya kamu datang sama Sherlyn?” tanyaku.
“aku
ingin kamu ikut vey soalnya ini adalah acara yang penting buat aku!”
seru Revan kemudian pergi berlalu dari hadapanku.
Aku hanya terdiam
penasaran dengan ucapan yang dilontarkan Revan hal
penting buatnya apa hubungannya denganku?
Segeraku masuk kelas dan mendapati sherlyn yang duduk dikelas
mengerjakan tugas-tugas keorganisasiannya.
“vey,
kamu datang kan diacara malam kesenian?” Tanya sherlyn
“sepertinya
aku gag ikut deh!”jawabku sambil merengut.
“kenapa?
Udah pokoknya kamu harus ikut titik!” paksa Sherlyn dengan matanya
yang melotot kearahku.
Entah
aku mulai berfikir dua kali ada apa dengan sikap mereka yang ingin
sekali melihatku ikut dalam acara malam kesenian itu disekolah
mungkinkah mereka hanya ingin mempermalukan aku diacara itu ataukah
mereka akan memberitahuku tentang hubungan mereka, semua pikiran
negative hinggap dibenakku. “What’s wrong with me God?” kataku
dalam hati.
***
Kulihat
kalender disudut ruang kamarku, hari ini tepat hari sabtu,tanggal 15
November 2011, dua jam lagi acara Malam kesenian disekolah akan
mulai. Segara kuraih handphone yang bergetar diatas tempat tidurku
“ aku
jemput kamu lima belas menit sebelum acaranya dimulai”
By. Revan
Kuputuskan
untuk berdandan cantik dan bersiap-siap untuk menghadiri acara malam
kesenian disekolah demi Revan…ya hanya demi Revan batinku
menegaskan.
Suara
motor ducati L 6776 VE menyapaku, dibalik tirai kamarku kulihat sosok
cowok dengan tampilan yang keren berdiri didepan rumahku dan
tersenyum kearah tirai jendela kamarku. Kuberlari menuju lantai dasar
dengan mengenakan sepatu higheels dan berbalutkan gaun putih yang
membuatku terlihat sangat anggun.
“hai,
vey. Cantik sekali kamu malam ini.”puji Revan.
“thank’s
ya.”sahutku dengan perasaan berbunga-bunga saat melihat tatapan
matanya yang penuh arti.
Segeraku
naik diatas motornya menuju kesekolah untuk menikmati cara malam
kesenian itu. Sesampainya disana, ternyata Revan ditunggu oleh
teman-teman osisnya sehingga dia meninggalkan ku sendiri menikmati
acara itu.
“maaf
ya,vey. Ada hal penting yang harus diselesaikan Revan supaya malam
kesenian ini sukses acaranya.” Kata sherlyn mendekatiku.
“hmm
gag apa-apa kok.”jawabku jutek.
“Vey,
kamu pasti berfikir aku ada hubungan sama Revan sejak kamu baca pesan
dari Revan di handphoneku beberapa hari yang lalu. Kamu salah vey!
Aku memang suka sama Revan bahkan aku sayang banget sama dia tapi
sosok cewek yang dia kagumi itu kamu…cuma KAMU..!”seru Sherlyn
“Maa..afin
aku sher,aku gag pernah bermaksud menuduh kamu berkhianat sama aku,
aku cuma kecewa dengan apa yang aku lihat kemarin saat kamu jalan
berdua sama Revan sementara kamu tau kalau aku sering certain kekamu
tentang Revan.”jawabku menyesal.
“kemarin
aku memang jalan berdua sama Revan soalnya dia mau minta bantuan sama
aku supaya dia bisa lebih dekat sama kamu, sejak saat itu aku
mengubur semua perasaanku ke Revan karna aku yakin Cuma kamu yang
terbaik buat Revan dan itu bukan aku,Vey.”jelas Sherlyn
“aku
tau aku egois, sher. Aku gag pernah tau gimana perasaanmu selama
ini.”sesalku saat airmata mulai tergelinang dipipiku.
Sherlyn
memelukku dan berbisik “aku rela vey,karena kamu dan Revan adalah
teman terbaikku.” Aku hanya bisa tersenyum beruntung sekali aku
mempunyai sahabat seperti sherlyn, sementara Revan berpartisipasi
menyumbangkan sebuah dengan lantunan dawai gitar yang dia petik.
“persembahan
sebuah lagu ini khusus buat seseorang yang istimewa dihatiku yaitu
Veyrinda Adinda Putih.” Kata Revan diatas panggung.
seandainya kau ada disini denganku
mungkin ’ku tak sendiri
bayanganmu yg selalu menemaniku
hiasi malam sepiku
kuingin bersama dirimu
reff:
kutak akan pernah berpaling darimu
walau kini kau jauh dariku
‘kan slalu kunanti
karena kusayang kamu
hati ini selalu memanggil namamu
dengarlah melatiku
kuberjanji hanyalah untukmu cintaku
takkan pernah ada yg lain
adakah rindu di hatimu
seperti rindu yg kurasa
sanggupkah kuterus terlena
tanpamu di sisiku
kukan selalu menantimu
Semua
mata terpanah dengan suara merdu itu, entah aku memang cengeng atau
apalah, aku menangis bahagia disaat Revan mempersembahkan sebuah
lagu untukku. Sebuah lagu yang meyakinkan aku akan perasaanya,
kejutan istimewa dari seseorang yang sangat kucinta….