Minggu, 07 Oktober 2012

cerpen


Cerpen



Persembahan Sebuah Lagu

Namaku veyrinda Adinda Putih berumur 17 tahun duduk dibangku kelas tiga SMA tentunya, berkulit kuning langsat dan berambut ikal. Cewek cuek dan mempunyai prinsip itulah yang dikatakan Sherlyn sahabatku tentang diriku :p
you,did it again… you, did hurt my heart… I don’t know how many times… ohh youu…..”, nada alarmku berbunyi nyaring tepat disamping yang tak jauh dari tempatku. Segeraku menarik handphoneku yang berjasa membangunkanku. Aku melihat seorang wanita cantik yang sedang menyiapkan sarapan pagi didapur, yah tak lain itu adalah mamaku. Aku bergegas menuju kamar mandi untuk membasuh badanku seraya menarik handuk yang bergantung tepat dihadapanku. “byurrr…byurrr…byurrr…”, gemricik air yang menyapu tubuhku dari ujung rambut sampai ujung jempol kaki. “hmm… segernyaa…” ,Seruku dalam hati. Aku memakai seragam putih abu-abu yang tergantung dalam almariku bergegas menuju sekolahku yang tak jauh dari rumah.
Tepat disekolah tak kutemui sepasang mata tajam misterius yang sering membuat hatiku berdegup kencang disekolah. Dia adalah Revan Adriansyah, kakak kelasku yang super keren dan pendiam sehingga wajar kalau banyak yang mengagumi cowok berkulit putih itu. Mungkin dewifortuna berpihak kepadaku karena aku lagi dekat dengan revan meskipun aku tau perbedaan kita bagaikan langit dan bumi.
Teett…Teetttt….”(bunyi bel masuk bordering).
Pelajaran yang menurutku membosankan sedang berlangsung, tak sengaja aku melihat handphone Sherlyn teman sebangkuku bergetar diatas meja, segeraku raih handphone itu dan kulihat pesan dari siapa itu? Tak pernah kusangka pesan dari Revan cowok yang saat ini dekat denganku ternyata juga dekat dengan Sherlyn sahabatku sendiri. Mataku terbelalak saat membaca pesan itu yang membuatku penasaran, sementara sherlyn berada diruang osis untuk mengurus acara Malam Kesenian yang sebentar lagi akan diadakan disekolah.

Aku tunggu dipintu samping pulang sekolah.jangan telat ya!”
By. Revan
Aku hanya terdiam dan bibirku seakan terasa berat untuk mengatakan sepatah katapun. Sherly kembali dari ruang osis dan melihatku tampak murung dengan wajah pucat seperti orang sakit.
vey, kamu kenapa kok murung gitu?kamu sakit?” kata Sherlyn.
hmmm…enggak kok cuma kurang enak badan aja sih,bentar lagi juga baikan.”ujarku
beneran? Gag ijin pulang aja ta daripada dipaksain ntar malah jadi sakit loh?” sahut Sherlyn.
enggak deh,kurang satu jam lagi juga udah jam pulang. Oh iya, tadi Revan sms kamu trus gag sengaja aku baca smsnya.”jawabku tanpa semangat.
Usai pulang sekolah aku melangkahkan kakiku dipintu samping sekolah hanya ingin memastikan memang benar sherlyn dengan Revan jalan berdua. Sulit untukku menahan tetesan air mata yang membasahi pipiku dan menghancurkan semua harapanku. Mereka bergandengan tangan dengan mesra dan penuh canda tawa yang mereka torehkan dibenakku. Aku berlari berharap melupakan semua kejadian yang telah kulihat dengan mataku sendiri.
Aku berlari menuju kamarku dengan perasaan kecewa,marah,kesal campur aduk menjadi satu. “Brakkkk..!” pintu kamarku kututup.“Bodohnya aku berharap sesuatu yang gag akan pernah mungkin terjadi, Revan berbeda jauh denganku ! kenapa harus dengan sahabatku sendiri itulah hal yang kusesalkan sampai detik ini?” kataku seraya dalam hati. Aku menangis terisak hingga tak kuhiraukan telfon dari Revan yang membuat handphoneku berbunyi.

***
Keesokan harinya disekolah. Aku duduk dipojok kantin waktu istirahat, cowok bertubuh atletis berjalan mendekatiku dan membuyarkan lamunanku.
vey,boleh duduk disini gag?” pinta Revan.
silahkan.”jawabku tanpa kuhiraukan kehadirannya yang masih membuatku shock karena kejadian kemarin.
Dua hari lagi acara Malam Kesenian disekolah, mau enggak datang sama aku?” Tanya Revan.
hmm…sepertinya aku gag ikut van. Bukannya kamu datang sama Sherlyn?” tanyaku.
aku ingin kamu ikut vey soalnya ini adalah acara yang penting buat aku!” seru Revan kemudian pergi berlalu dari hadapanku.
Aku hanya terdiam penasaran dengan ucapan yang dilontarkan Revan hal penting buatnya apa hubungannya denganku? Segeraku masuk kelas dan mendapati sherlyn yang duduk dikelas mengerjakan tugas-tugas keorganisasiannya.
vey, kamu datang kan diacara malam kesenian?” Tanya sherlyn
sepertinya aku gag ikut deh!”jawabku sambil merengut.
kenapa? Udah pokoknya kamu harus ikut titik!” paksa Sherlyn dengan matanya yang melotot kearahku.
Entah aku mulai berfikir dua kali ada apa dengan sikap mereka yang ingin sekali melihatku ikut dalam acara malam kesenian itu disekolah mungkinkah mereka hanya ingin mempermalukan aku diacara itu ataukah mereka akan memberitahuku tentang hubungan mereka, semua pikiran negative hinggap dibenakku. “What’s wrong with me God?” kataku dalam hati.

***
Kulihat kalender disudut ruang kamarku, hari ini tepat hari sabtu,tanggal 15 November 2011, dua jam lagi acara Malam kesenian disekolah akan mulai. Segara kuraih handphone yang bergetar diatas tempat tidurku
aku jemput kamu lima belas menit sebelum acaranya dimulai”
By. Revan
Kuputuskan untuk berdandan cantik dan bersiap-siap untuk menghadiri acara malam kesenian disekolah demi Revan…ya hanya demi Revan batinku menegaskan.
Suara motor ducati L 6776 VE menyapaku, dibalik tirai kamarku kulihat sosok cowok dengan tampilan yang keren berdiri didepan rumahku dan tersenyum kearah tirai jendela kamarku. Kuberlari menuju lantai dasar dengan mengenakan sepatu higheels dan berbalutkan gaun putih yang membuatku terlihat sangat anggun.
hai, vey. Cantik sekali kamu malam ini.”puji Revan.
thank’s ya.”sahutku dengan perasaan berbunga-bunga saat melihat tatapan matanya yang penuh arti.
Segeraku naik diatas motornya menuju kesekolah untuk menikmati cara malam kesenian itu. Sesampainya disana, ternyata Revan ditunggu oleh teman-teman osisnya sehingga dia meninggalkan ku sendiri menikmati acara itu.
maaf ya,vey. Ada hal penting yang harus diselesaikan Revan supaya malam kesenian ini sukses acaranya.” Kata sherlyn mendekatiku.
hmm gag apa-apa kok.”jawabku jutek.
Vey, kamu pasti berfikir aku ada hubungan sama Revan sejak kamu baca pesan dari Revan di handphoneku beberapa hari yang lalu. Kamu salah vey! Aku memang suka sama Revan bahkan aku sayang banget sama dia tapi sosok cewek yang dia kagumi itu kamu…cuma KAMU..!”seru Sherlyn
Maa..afin aku sher,aku gag pernah bermaksud menuduh kamu berkhianat sama aku, aku cuma kecewa dengan apa yang aku lihat kemarin saat kamu jalan berdua sama Revan sementara kamu tau kalau aku sering certain kekamu tentang Revan.”jawabku menyesal.
kemarin aku memang jalan berdua sama Revan soalnya dia mau minta bantuan sama aku supaya dia bisa lebih dekat sama kamu, sejak saat itu aku mengubur semua perasaanku ke Revan karna aku yakin Cuma kamu yang terbaik buat Revan dan itu bukan aku,Vey.”jelas Sherlyn
aku tau aku egois, sher. Aku gag pernah tau gimana perasaanmu selama ini.”sesalku saat airmata mulai tergelinang dipipiku.
Sherlyn memelukku dan berbisik “aku rela vey,karena kamu dan Revan adalah teman terbaikku.” Aku hanya bisa tersenyum beruntung sekali aku mempunyai sahabat seperti sherlyn, sementara Revan berpartisipasi menyumbangkan sebuah dengan lantunan dawai gitar yang dia petik.
persembahan sebuah lagu ini khusus buat seseorang yang istimewa dihatiku yaitu Veyrinda Adinda Putih.” Kata Revan diatas panggung.

seandainya kau ada disini denganku
mungkin ’ku tak sendiri
bayanganmu yg selalu menemaniku
hiasi malam sepiku
kuingin bersama dirimu
reff: kutak akan pernah berpaling darimu
walau kini kau jauh dariku
‘kan slalu kunanti
karena kusayang kamu
hati ini selalu memanggil namamu
dengarlah melatiku
kuberjanji hanyalah untukmu cintaku
takkan pernah ada yg lain
adakah rindu di hatimu
seperti rindu yg kurasa
sanggupkah kuterus terlena
tanpamu di sisiku
kukan selalu menantimu

Semua mata terpanah dengan suara merdu itu, entah aku memang cengeng atau apalah, aku menangis bahagia disaat Revan mempersembahkan sebuah lagu untukku. Sebuah lagu yang meyakinkan aku akan perasaanya, kejutan istimewa dari seseorang yang sangat kucinta….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar